bidanHari ini, 24 Juni 2015, diperingati HARI BIDAN SEDUNIA, sebuah hari peringatan yang sanagt tepat untuk saat ini. Terutama di Indonesia. Mengingat bahwa BIDAN merupakan tokoh penting dalam pencapaian bbrp Target MDG’s th 2015. Indikator-2 seperti K-1; K-4 ; Linakes atau KN1 merupakan serangkaian indicator untuk menurunkan AKI-AKB di Indonesia.

Lantas bagaimana situasinya saat ini?? Sudah sesuaikah dengan Targetnya?? Mari kita lihat gambaran di bawah ini:

Gambaran diatas diambil dari sumber GABUNGAN antara Riskesdas 2013 dan Profil Kesehatan Indonesia 2013. Data-2 tersebut akan dianalisis secara sederhana untuk melihat dimana TITIK PELUANG intervensi yang bisa mempercepat tercapainya target tersebut. Untuk target K-1, saat ini masih perlu ditingkatkan lagi sebesar minimal 11,1 % ( dari 92.7% – 81,25% ). Sedangkan untuk target K-4, sebenarnya telah tercapai, namun jika memungkinkan perlu tetap ditingkatkan lagi misalnya menjadi 80 %, sehingga memerlukan penambahan sebesar 9,6 %. Kemudian Persalinan Nakes, diharapkan bisa meningkat sebesar 12,65 %.

Lalu strategi apa yang bisa memungkinkan untuk mencapainya ?? dengan Kondisi Jumlah Bumil, Kepemilikan Buku KIA, Jumlah Lulusan Bidan dan Peserta didik D3 Poltekkes serta Jumlah Bidan di Puskesmas seperti gambaran di atas. MARI KITA CERMATI BERSAMA HASIL ANALISIS SEDERHANA DI BAWAH:

Hasil analisis di atas memberikan gambaran ada 2 jalur yang bisa dilalui baik secara LANGSUNG maupun secara TIDAK LANGSUNG, yaitu melalui Variabel “Jumlah Bidan di Puskesmas” dan Variabel “Kepemilikan Buku KIA”. Khusus untuk “kepemilikan Buku KIA” ini data yang diambil adalah Responden (keluarga) yang menjawab “Ya punya dan dapat menunjukkan bukunya”. Asumsi yang di bangun disini adalah: Keluarga (ibu Hamil + suami) telah membaca dan memahaminya.

STRATEGI – 1 (JUMLAH BIDAN DI PUSKESMAS)

Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan meningkatkan Jumlah Bidan di Puskesmas sebanyak 1000 orang di seluruh Indonesia, maka akan meningkatkan Cakupan K-1 sebesar 3 %. Jika dilihat Lulusan D3 Bidan saat ini sebanyak 7.604 orang dan seluruh lulusan disebar di seluruh Indonesia dan menangani Ibu Hamil, maka diprediksi terjadi peningkatan cakupan K-1 sebanyak 22,8 % (0.003 x 7.604) ; Peningkatan cakupan K-4 sebesar 60.8% (0.008 x 7.604) atau Cakupan Linakes sebesar 60.8 % (0.008 x 7.604). Dari Perhitungan diatas kertas ini sebenarnya Intervensi melalui peningkatan jumlah Bidan di Puskesmas jalur LANGSUNG cukup bisa memenuhi Target MDG’s. Demikian pula jika melalui Jalur TIDAK LANGSUNG, yaitu Peningkatan K-1 terlebih dahulu (22.8%), kemudian efek dari peningkatan K-1 ini akan mempengaruhi Peningkatan cakupan K-4 sebesar 19.01 % dan selanjutnya efek dari peningkatan K-4 ini akan mempengaruhi cakupan Linakes sebesar 19.01 % juga. NAMUN kenapa Kondisinya belum bisa terpenuhi ?? Hal ini terjadi Kemungkinan karena DISTRIBUSI tenaga Bidan di Puskesmas TIDAK MERATA. Seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambaran di atas menunjukkan betapa ‘njomplang’ nya distribusi Bidan di Puskesmas untuk masing-masing Propinsi di Indonesia, seperti di Jatim, 90 % lebih Puskesmasnya kelebihan Bidan, namun di Maluku, Papua Barat, Sulawesi Tenggara dll sebagian besar Puskesmas masih kekurangan tenaga Bidan. Sebenarnya sesuai dengan UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, dalam pasal ……. Disebutkan bahwa Pemerintah daerah Propinsi dan Kabupaten Kota berwenang melakukan Redistribusi tenaga kesehatan. Namun apakah hal tersebut dilakukan?? Itulah sebabnya peningkatan cakupan K-1, K-4 atau Linakes melalui Peningkatan Jumlah Bidan di Puskesmas ‘JALANNYA BERLIKU”. Bagaimana dengan Strategi yang Ke-2 ??

STRATEGI -2 (Peningkatan KEPEMILIKAN BUKU KIA) :

Salah satu strategi Promotif dan Preventif yang mungkin TERLUPAKAN adalah bagaimana membuat masyarakat ibu hamil dan keluarganya MENJADI PINTAR dan FAHAM tentang Kondisi kehamilannya melalui KEPEMILIKAN BUKU KIA. Terlihat bahwa hasil Riskesdas 2013 lalu, Kepemilikan Buku KIA yang bisa menunjukkan buktinya hanya sebesar 31.7 %. Hal ini bisa diasumsikan bahwa HANYA 1.679. 566 ibu hamil yang memahami kondisinya sehingga bisa menyadari pentingnya K1, K4 atau Linakes. Sedangkan sisanya 3,6 Juta Ibu hamil dan keluarganya perlu dorongan ekstra untuk memahami kondisi Kehamilannya.

Padahal kalau kita melihat hasil analisis di atas, jika ‘Kepemilikan Buku KIA’ ditingkatkan 10 % saja, maka pengaruhnya pada cakupan K-1 akan meningkat sebesar 20,2 %, dan secara ‘efek domino’ akan menaikkan cakupan K-4 dan Linakes sebesar 16,68 % secara TIDAK LANGSUNG. Sedangkan secara LANGSUNG efek peningkatannya bisa 19,2 % baik K-4 maupun Linakes.
PERTINYIINNYI sekarang adalah:

  1. MENGAPA JUSTRU STRATEGI KE-2 INI DILUPAKAN ??
  2. MENGAPA TETAP BERKUTAT UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH BIDAN DI PUSKESMAS ??
  3. BENARKAH UNTUK MELAKUKAN STRATEGI KE 2 INI MENJADI BEBAN LEBIH DARI BIDAN ??

MARI KITA LIHAT KONDISI yang ada…!!!

Jumlah Bidan di Puskesmas yang ada adalah 102.176 orang, sedangkan jumlah sasaran Bumil adalah 5.298.285 orang. Itu dalam 1 tahun. Sehingga jika dibuat Rasionya : 5.298.285 : 102.176 = 51,8 org (52 orang). Artinya bahwa 1 orang Bidan mengurusi 52 orang bumil dalam 1 tahun. Dalam 1 bulan berapa ?? 52 : 12 = 4,3 orang. Sehingga secara rata-rata bisa dikatakan 1 orang bidan HANYA mengurusi Bumil 1 orang dalam 1 minggu. Dan disini bisa terlihat bahwa MASIH ADA WAKTU ‘LOWONG’ 5 – 6 HARI. Lantas kenapa tidak bisa maksimal ‘MEMINTARKAN’ Bumil dan keluarganya dengan Kepemilikan Buku KIA ??

Pertinyiinnyi : “ADAKAH PEKERJAAN LAIN YG MEMBEBANI BIDAN di Desa atau di Puskesmas ?? “

PASTI ADA…!! Dan itu adalah pekerjaan NON TEKNIS Kebidanan (hehehe…. Krn saya sering ngluthus sampai ke desa dan Polindes … !!). Oleh karena itu, di dalam mengejar pencapaian TARGET MDG’S perlu adanya langkah terobosan yang mengarah kepada “MEMINTARKAN’ Masyarakat, sehingga masyarakat menjadi lebih Mandiri dalam memahami kondisi kesehatannya dan MENGEMBALIKAN Tugas Bidan sesuai Khitahnya.

Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan. Semoga terjawab pula pertanyaan di depan :

ADA APA DENGAN BIDAN KITA ??