Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep melakukan fogging atau pengasapan ke tempat-tempat yang diduga menjadi sarang nyamuk. Hal itu dikakukan menyusul semakin meluasnya wabah nyamuk aidesy agepty yang menyebabkan tingginya kasus penderita penyakit demam berdarah denggue (DBD).

”Tentu sekarang ini, Dinkes melalui Puskesmas-Puskesmas menggalakkan pengasapan dan PSN (pemberantasan sarang nyamuk, red) di beberapa lokasi endemis DBD,” terang Kepala Bidang Pencegahan Masalah Penyakit Dinkes Sumenep, Dwi Reknani.

Dwi Reknani mengatakan, saat ini, sudah hampir 200 titik yang telah difogging tersebar di seluruh Kecamatan baik daratan maupun kepulauan. Adapun sasarannya diantaranya adalah sekolah karena berdasarkan hasil evaluasi dan keterangan keluarga pasien  nyamuk aidest agepty menyerang di lingkungan sekolah.

”Mereka umumnya mengaku telah menguras tempat penampungan air secara rutin. Mereka menduga terserang nyamuk demam berdarah di lingkungan sekolah. Dugaan tersebut diperkuat lagi dengan adanya teman sekolahnya yang juga penderita DBD, makanya kami lakukan fogging di sekolah,” ujarnya.

Dwi Reknani menyebutkan, saat ini, sudah 13 sekolah di Kecamatan Daratan yang defogging. Ia juga meminta Sekolah mengaktifkan kembali Unit Kesesahatan Sekolah (UKS) dalam rangka memberantas sarang nyamuk tersebut. ”Selain sekolah, fogging juga dilakukan di tempat-tempat umum seperti masjid dan yang lainnya,” tambah Mantan Kepala UPT Puskesmas Batu Putih ini.

Saat ini, jumlah penderita penyakit DBD mencapai 502 penderita. Dan 4 diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia, yakni warga kecamatan Batang-Batang, Dungkek, Batu Putih, dan Bluto. ”Memang penderita DBD masih cukup tinggi, bahkan masalah DBD di Sumenep telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB),” pungkasnya